Tapi diluar hal-hal
itu ... Man, segalanya butuh uang.
Makan butuh uang. Seneng-seneng butuh uang. PDKT butuh uang. Pipis di pom
bensin juga butuh duit. Buang air kecil seribu, mandi dua ribu, mandi kembang
tiga ribu lima ratus. Sementara paket lulur ekstra itu ... Err~ ketauan deh gue
resepsionis salon spa. Pokoknya, ibarat lagu, kalo lagunya Jessie J bilang: it’s not about money money money. We don’t
need your money money money. Gue sih bakal ganti liriknya jadi: it’s all about money money money. We really
need your money money money ... #SSGD. Suka-suka gue dong!
Anyway,
untuk ngedapetin duit tentu aja kita harus berusaha. Kalau dulu orang
bener-bener bekerja keras untuk mendapatkan uang masih terbilang gampang, di
era yg persaingannya semakin ketat ini disamping ekonomi juga lagi susah,
banyak orang yg menghalalkan segala cara untuk meraih uang dalam jumlah banyak
dan dalam waktu yg relatif cepet. Ya orang sekarang kan maunya yg instan ya? Laper,
males masak/anak kos gak punya duit, bikin mi instan, lalu keterusan sampai 40
hari berikutnya, kemudian kanker (hiks!). Tugas sekolah/kampus, gak butuh
referensi buku langsung capcus cyiiin
ke gogel. Padahal sukses yg instan akan berakhir secara instan juga alias
sementara. Sementara sukses yg dimulai dengan kerja keras dari hal sekecil
apapun, itu bakal berlangsung lama.
Begitu juga dengan
pengen punya banyak uang/kaya. Ada yg nyulik kayak kasus anaknya Musdalifah,
janda dirampok (ini kejadian di kampung gue. Hiii~), sampe penipuan berkedok
sumbangan yg sering terjadi.
NAH, ngomong-ngomong
soal penipuan disinilah poin tulisan gue kali ini. Tadi gue stalking twitternya @shitlicious. Buat
yg belum tau, bang Alitt Susanto itu penulis buku “Shitlicious” dan
“Skripshit”. Tadi itu dia ngetwit masalah akun fake yg berkedok mengumpulkan dana buat ngebantu orang sakit. Jadi
ada orang sakit parah beneran terus si pelaku memanfaatkan keadaan ini buat
meraup untung bagi dia pribadi dengan alasan dana sosial. Berhubung gue juga
termasuk orang yg sakit parah, apalagi gue bikin blog gini dan mungkin aja
dibaca orang yg berniat jelek, gue mau tegaskan GAK ADA DONASI YG MENGATASNAMAKAN FERINA AQUILA YA?! Gue gak pernah
bikin kayak gituan. Gue gak mau aja ada orang gak bener yg ‘menjual
penderitaan’ gue dengan bikin donasi fake
kayak gitu, apalagi tanpa izin gue. Enak aja gue yg meriang dia yg cuma modal
ngarang cerita mendayu dayung ke pulau seberang bisa dapet duit banyakan! Kalo lo
sampe nemu ada yg gitu mengatasnamakan gue, kasih tau gue ya? Jangan harap
pelakunya bisa pipis sambil salto lagi! Gue bikin hernia ntar. Huh. Karena
nanti disini bukan cuma gue aja yg merasa dirugikan. Kasihan orang-orang yg
niatnya emang mau beramal.
Ngomong-ngomong soal
tindak kriminal kayak gitu, gue jadi inget cerita di salah satu bukunya Kahlil
Gibran yg judul bahasa Indonesianya “Airmata
& Sukacita dari Lebanon”. Beuh! Pecicilan begini gue juga suka gaya bahasa
yg sistematis mekanis matematis yg terangkai indah bak puisi. Sayangnya gue gak
bakat merangkai kata. Merangkai kata wasiat aja bubar. Pffft~
Buku "Airmata dan Sukacita dari Lebanon" by Kahlil Gibran
Kalo pesan yg gue
tangkep dari cerita ini adalah: yang
pertama, JANGAN MUDAH PUTUS ASA. Tuhan gak suka lo
berputus asa karena itu tandanya lo gak percaya Dia. Wujudkan yg lo percayai.
Kalo disitu gak kesampean, coba di tempat lain. Ada seribu jalan menuju roma.
Mau nikung belok kiri, lurus mentok, muter-muter bunderan, apa aja karena Tuhan
membuka banyak jalan yg baik yg bisa lo tempuh. Karena disaat lo putus asa,
iblis datang dan meracuni pikiran lo.
Gue selalu percaya
manusia punya dua sisi. Sisi baik dan sisi jahat. Kayak kata-katanya Sirius
Black, tergantung sisi mana yg kita pilih. Jadi orang jahat atau jadi orang
baik. Lagipula kalo lo bener-bener kesusahan berusaha sendiri, masih ada orang
baik kok yg mau nolong asal lo gak menyalahgunakan bantuan itu.
Pesan
yg kedua dari buku ini sih gue rasa, rasa tamak dan serakah itu ngerugiin orang lain karena tadi, segala
cara dihalalkan. Akibatnya kita jauh dari Tuhan. Biar lo semakin paham, so this is the story :))
Sang
Penjahat
From
book “Tears and Laughter” by Kahlil Gibran
Seorang
pemuda yg kuat tubuhnya, lemah karena lapar, duduk di trotoar sambil
mengulurkan tangannya kepada semua orang yg lewat, mengemis dan mengulang
nyanyian sedih dari kekalahan dalam kehidupannya, sambil menderita karena lapar
dan karena dihina.
Ketika
malam datang, bibir serta lidahnya kering, sementara tangannya masih juga
kosong seperti perutnya.
Ia
bangkit berdiri dan keluar kota, dimana ia duduk dibawah sebuah pohon dan
menangis tersedu-sedu. Lalu ia angkat matanya yg bingung ke langit sementara
rasa lapar menggerogotinya, dan ia berkata: “Ya Tuhan, aku pergi ke orang kaya
itu dan memohon pekerjaan, tetapi ia berpaling karena penampilanku yg
compang-camping; aku mengetok pintu sekolah, tetapi aku dilarang menikmati
penghiburan karena aku bertangan kosong; aku mencari pekerjaan apapun demi
mendapatkan roti, tetapi semuanya sia-sia. Dalam keputusasaan aku mengemis,
tetapi para penyembah-Mu melihatku dan berkata, ‘Ia kuat tetapi malas,
janganlah ia mengemis’.
“Ya
Tuhan, atas kehendak-Mu lah ibuku melahirkan aku, dan sekarang bumi
mempersembahkanku kembali kepada-Mu sebelum akhirnya”.
Lalu
ekspresinya berubah. Ia bangkit berdiri dan matanya sekarang bersinar dengan
penuh tekad. Ia ambil sebatang ranting dari dahan pohon itu, dan menunjuknya ke
arah kota, sambil berseru: “Telah kuminta roti dengan seluruh kekuatan suaraku,
dan aku ditolak. Sekarang akan kuperoleh roti itu dengan kekuatan otot-ototku!
Telah kuminta roti demi nama belas kasihan dan kasih, tetapi manusia tidak mau
mendengarkan. Sekarang akan kuambil roti itu demi nama iblis!”.
Tahun-tahun
yg lewat menyaksikan pemuda ini menjadi perampok, pembunuh, dan penghancur
jiwa; ia hancurkan semua orang yg menentangnya; ia timbun kekayaan dengan mana
ia mendekati mereka yg berkuasa. Ia dikagumi oleh rekan-rekannya, diiri oleh
pencuri lainnya, dan ditakuti oleh banyak orang.
Kekayaan
serta posisinya yg palsu memenangkan hati sang Emir yg kemudian menunjuknya
menjadi wakil di kota tersebut―proses menyedihkan yg dilaksanakan oleh gubernur
yg tidak bijaksana. Maka pencurianpun disahkan; penindasan didukung oleh
kekuasaan; penghancuran terhadap yg lemah menjadi sesuatu yg umum; orang banyak
menjilat dan memuji.
Demikianlah
sentuhan pertama keegoisan manusia menjadikan orang yg rendah hati penjahat,
dan menjadikan pecinta damai pembunuh; demikianlah ketamakan manusia pada
mulanya bertumbuh dan balas menyerang manusia seribu kali lipat!